Rabu, 11 Januari 2012

Al Maidah ayat 101 dan 105


Al Maidah ayat 101 dan 105
A.    Al Maidah ayat 101
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#qè=t«ó¡n@ ô`tã uä!$uô©r& bÎ) yö6è? öNä3s9 öNä.÷sÝ¡n@ bÎ)ur (#qè=t«ó¡n@ $pk÷]tã tûüÏm ãA¨t\ムãb#uäöà)ø9$# yö7è? öNä3s9 $xÿtã ª!$# $pk÷]tã 3 ª!$#ur îqàÿxî ÒOŠÎ=ym ÇÊÉÊÈ
Artinya :  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Ababun Nuzul surat Al Maidah ayat 101 :
Ada beberapa pendapat tentang asbabun nuzul surat al maidah ayat 101 :
v  Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis dari sahabat Anas bin Malik, ia mengatakan, "Sewaktu Nabi saw. sedang berpidato dalam salah satu khutbahnya, tiba-tiba ada seorang lelaki bertanya, 'Siapakah ayahku?' Beliau menjawab, 'Si fulan.' Kemudian turunlah ayat ini, yaitu firman Allah swt., 'Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu...'" (Q.S. Al-Maidah 101).
v  Imam Bukhari meriwayatkan pula dari Ibnu Abbas yang pernah bercerita, "Pernah ada segolongan orang-orang yang sering bertanya kepada Nabi saw. dengan nada yang mengejek. Seseorang di antaranya bertanya, 'Siapakah ayahku?' Seseorang yang kehilangan untanya bertanya pula, 'Di manakah untaku?' Kemudian Allah menurunkan ayat ini berkenaan dengan sikap mereka itu, yaitu firman-Nya, 'Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu...'" (Q.S. Al-Maidah 101).
v   Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang serupa dari jalur Abu Hurairah. Imam Ahmad, Tirmizi dan Hakim meriwayatkan sebuah hadis dari Ali r.a. di mana ia bercerita, "Tatkala turun ayat, 'Mengerjakan ibadah haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah.' (Ali Imran 97) Para sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah hal itu tiap tahun?' Nabi saw. diam tidak menjawab. Mereka kembali bertanya, 'Wahai Rasulullah! Apakah hal itu untuk tiap tahun?' Nabi saw. menjawab, 'Tidak, jika aku katakan ya, maka hal itu menjadi wajib.' Kemudian Allah swt. menurunkan ayat, 'Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu...'" (Q.S. Al-Maidah 101). Ibnu Jarir mengetengahkan hadis yang serupa dari jalur Abu Hurairah, Abu Umamah dan Ibnu Abbas. Hafiz Ibnu Hajar mengatakan kemungkinan ayat ini diturunkan sehubungan dengan kedua peristiwa itu, akan tetapi hadis Ibnu Abbas dalam hal ini sanadnya lebih sahih.
v  Menurut satu riwayat pula dari Anas Bin Malik, pernah pula mereka bertanya berbagai pertanyaan, sehingga bosanlah beliau dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Dan menurut riwayat Bukhari dan Muslim dan Hadits Abu Musa al Asy’ari:“tatkala telah banyak mereka bertanya tentang itu, kelihatan wajah beliau marah,sampai beliau berkata:”mau bertanya lagi?

Jadi maksud dari asbabun nuzul di atas adalah Allah SWT melarang umat Nabi Muhamad SAW untuk menanyakan sesuatu yang dapat merusak iman dan aqidah. Karena, pertanyaan yang bertele-tele akan mempersukar keadaan dirinya sendiri.
Akan tetapi, Allah SWT melanjutkan dari ayat tersebut bahwasanya Allah telah memaafkan dari ketelanjuran yang suka bertanya-tanya, dan mengorek-ngorek Rasul SAW, sebab pada zaman itu, masyarakat belum tahu akan bahayanya pertanyaan yang bertele-tele itu. Jadi janganlah kamu meniru dari apa yang diperbuat secara tidak baik oleh kaum terdahulu.
B.       Surat Al Maidah ayat 105
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3øn=tæ öNä3|¡àÿRr& ( Ÿw Nä.ŽÛØtƒ `¨B ¨@|Ê #sŒÎ) óOçF÷ƒytF÷d$# 4 n<Î) «!$# öNä3ãèÅ_ótB $YèŠÏHsd Nä3ã¥Îm;uZãŠsù $yJÎ/ öNçGZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÉÎÈ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu Telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
Di dalam surat al maidah ayat 105 ini tidak ditemukan AsbabunNuzulnya.
            Di dalam buku Tafsir Al Qurthubi dalam surat Al Maidah ayat 105 ada beberapa masalah :
1.      Para ulama yang bermadzhab Maliki berkata, “Hubungan ayat ini dengan ayat sebelumnya adalah sama-sama memperingatkan dari hal-hal yang harus dihindari. “Firman Allah ini merupakan kondisi orang-orang yang cenderung mengikuti nenek moyang dan para pendahulunya dalam hal beragama. Zhahir ayat ini menunjukan bahwa melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar bukan merupakan suatu perkara wajib jika manusia sudah lurus / istiqamah di jalan Allah.
2.      “Jagalah Dirimu”, makna dari arti ini, adalah peliharalah dirimu dari kemaksiatan. Engkau berkata,”Alaika Zaidan,” artinya tetapilah atau peliharalah zaid. Namun tidakboleh dikatakan, Alaihi Zaidan. Sebab ungkapan ini hanya berlaku dalam bentuk dialog pada tiga lafadz : alaika zaidan yakni Ambil atau pelihara zaid, Indaka Amran yakni Amr menghadirimu,dan Dunaka Zaidan yakni Zaid dekat darimu.  
Tarmidzi telah merawikan dari Abi Umayyah Asy Syaibani, dia berkata bahwa : “saya pernah datang bertanya kepada Abi Tsa’labah al-Khusyani :”bagaaimana sikapmu terhadap ayat ini?” aku jawab: yaitu ayat: “Wahai orang yang beriman! Jagalah dirimu, tidaklah akan memberi mudharat kepada kamu oraang yang telah tersesat,asal engkau telah mencari petunjuk. Dia menjawab :”Sungguh demi Allah,! Hal ini telah pernah saya tanyakan kepada orang yang lebih mengerti akan maksudnya, yaitu Rasulullah SAW sendiri, beliau telah menjawabnya!”.
Di dalan Tafsir Al Azhar oleh Prof.Dr.Hamka pangkal ayat ini adalah peringatan yang sangat mendalam kesannya bagi tiap-tiap orang yang beriman. Sebab itu dimulai seruan kepada orang yang beriman! Hendaklah terlebih dahulu tiap-tiap mu’min itu menjaga dirinya sendiri, memupuk imannya, memperdalam pengetahuannya tentang agamanya, belajar dan berguru, dan bertanya kepada yang pandai supaya mengetahui perintah Allah SWT dan Rasul SAW. Ayat ini memerintahkan tiap mu’min mempertinggi mutu pribadinya memperdalam iman dan memperbanyak amalanya. Manusia diperintahkan selalu mengadakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Menyuruh berbuat baik,mencegah berbuat munkar. Tetapi kalau seseorang hanya pandai menyuruh dan melarang, padahal dirinya sendiri tidak dijaganya, tidaklah akan harga ucapan yang ucapannya itu.
Maka tiap-tiap mu’min, di samping menyuruh dan mencegah orang lain, hendaklah terlebih dahulu sanggup menyuruh dan mencegah diri sendiri. Apabila seorang mu’min telah menjaga dirinya sendiri, mempertinggi mutu imannya, tidak silau melihat orang yang tersesat, terjadilah perlombaan yang sehat di dalam memajukan pribadi sendiri.
Jadi kesimpulan dari ayat di atas adalah kita disuruh untuk berbuat amar ma’ruf nahi munkar, karena disetiap tindak tanduk kita akan dipertanggung jawabkan kelak di akhirat di hadapan Allah SWT.
  

1 komentar:

  1. Slots & Games - JamBase
    Play 원주 출장마사지 online slots, table 안산 출장마사지 games, & casino games at JamBase Casino! and play the best 김제 출장마사지 casino 청주 출장안마 slots games online. 충청남도 출장샵 Play the best casino slots games online.

    BalasHapus